Minggu, 01 Mei 2011

Periodisasi Tafsir Klasik dan Tafsir Moderen

MAKALAH
ULUMUL QUR’AN
Priodisasi Tafsir Klasik dan Tafsir Moderen






DISUSUN OLEH
EED HUDAEBILLAH



JURUSAN TAFSIR HADITS
FAKULTAS USHULUDDIN, STUDI AGAMA DAN PEMIKIRAN ISLAM
YOGYAKARTA



KATA PENGANTAR


Pujisukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karna, berkat rahmat topik serta hidayahnyalah saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya . terimakasih saya ucapkan kepada dosen pembimbing mata pelajaran Ulumul Qur’an, dan temanteman yang telah membatu proses pembuatan makalah ini .

Demikian saya lanturkan ucapan terimakasih atas terselesainya makalah ini dengan baik, dan saya sebagai penulis makalah ini berharap kepada teman-teman untuk memberikan kritik dan saran demi ke sempurnaan makalah ini dan mudah mudahhan makalah yang saya buat ini dapat berguna bagi temanteman yang mengamati dan yang membaca makalah yang saya buat ini.




DAFTAR ISI


KATAPENGANTAR..........................................................................................

DAFTAR ISI ......................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN....................................................................................
Kata pengantar.........................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN......................................................................................
Sejarah perkembangan tafsir.....................................................................
priodisasiprtumbuhan tafsr........................................................................
a. Menurutabdul kholik sayid rabiah............................................
b. Menurut Dr.sayid ahmad khalil...............................................
c. Mnerurut pro. Adz-dzahabiy dan prof manna’al-qothan.........
d. Menurut departemen Ri………………………………………
Metodetapsir dalam pengelompokanya………………………………….
a. metode tafsir klasik ………………………………………….
b. metode tafsir moderen………………………………………..
BAB III
KESIMPULAN.........................................................................

DAFTAR PUSTAKA


A.Priodisasi pertumbuhan tafsir

Sejarah tafsir al-qur’an sampai pada bentuk dewasa ini telah melewati pase-pase pertumbuhan yang panjang , sejak dari mula pertamanya pada masa nabi SAW sampai keadaan sekarang. Oleh karana itu perlu diketahui priodisasi pertumbuhanya, agar dapat di mengerti pasang surutnya sumberdan metodenya, serta orentasi dan sistematikanya. Sanyangnya para ulama telah berlainan faham dalam membagi priodisasi pertumbuhan tafsir dalam bebrapa pendapat sbg,.

B.Menurut syekhabdul kholik syid abu rabiah.

Menurut syekh abdul kholik sayid aburabiah dalam bukunya
”khomsata asyra qornan Ma-al-qur’nil –karim ” halaman 65-196. bahwa priodesasi pertumbuhan tafsir AL-Qur’an itu terdiri dari lima 5 priode sbg:
1. tafsir allah SWT sendiri, yang lebih mengetahui terhadaf maksud firmanya dalam ayat-ayat tersebut sebab iyalah penafsir Al-Qur’an yang pertama dan yang sesuai dengan ayat-ayat sebagai berikut.

Yang artinya demikian lah allah menerangkan ayat-ayatnya kepada manusia supaya mereka bertaqwa .
Yang ke( dua)
Ayat 7surah ke 3 alimran
Yang artiya dan tidak ada yang mengetahi takwilnya kecuali allah .

Ayat 187surah al-baqoroh
Demikian pula bila kita amiti ayat-ayat yang berisi kata-kata. Yas aluka ’ atau yastapunaka bahwa tafsir-tafsirnya menunggu dari allah SWT. Dan inilah yang dikenal dengan tafsir Al-Qur’an dengan Al-Qur’an atau tafsirul ayat bil ayat..
Dengan demikian berarti bahwa ayat-ayat Al-Qur’an itu pertama telah di tafsirkan oleh allah SWT sendiri, sehingga sehingga dapat di ketahui kehendak allah dalam firmanya itu dengan keterangan dari allah juga pada firmanya yang lain. Karena allah yang mempunayai pirman itulah yang lebih mengetahui maksud yang dikehendaki nya yanglain (Adz-dzahabiy,1961,x 37).

2. tafsiran rasul SAW

tafsiran rasul SAW ini datang setelah tafsiran allah SWT. Sebab telah menjadi suna tullah (kehendak allah ) bahwa allah selalu mengutus seorang rasul dengan bahasa kaumnya, sehingga mereka mampu menerima pelajaran da’wah dan tabliqnya .
halini sesuai dengan ayat-ayat sbg.
Satu ayat 4 surah 14 ibrahim
Yang artinya :
“ kami tidak mengutus rasul, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya mereka dapat menjelaskanya .
Ayat yang kedua
Ayat 2 surah 12 yusuf
Yang artinya:
“ sesunggunya kami menurunkan berupa Al-Qur’an dengan bahasa arab,agar kalian memikirkanya
Dan rasul di tugaska oleh allah SWT untuk menjelaskan menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an yang di turunkan kepada beliau itu kepada umat manusia, sesuai dengan perintah ayat-ayat sbbg
Satu
Ayat 44 surah 16 an-nahl
Yang artinya:
“ dan kami turunkan kepadamu AL-Qur’an, agar kamu menerang kan kepada umat manusia apa yang di turunkan kepada mereka, supaya mereka memikirkanya “ dan ayat yang ke dua,
Ayat 64surah 16 an-anhl
Yang artinya :
“ kami tiada menurunkan kepadamu Al-Qur’an ini, melainkan agar kamu menjelaskan kepda mereka apa yang mereka sisihkan.

3. tafsir para sahabat
selama rasululaah masih hidup para sahabat boleh dika belum ada yang berani menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an, karena beliaulah yang ber tugas menafsirkan tersebut dengan baik. Justru mereka selalu bertanya kepada rasul mengenai tafsiran dari beberapa lafazd ayat, sehingga mereka mengetahui betul berapa tafsiran ayat , sebab nuzulnya, serta isi maksudnya sebab para sahabat adalah orang-orang yang selalu menyertai nabi sehingga mereka bahkan menguasai sekali terhadap isi ajaran Al-Qur’an, dan hikmah-hikmahnya itu secara mendalam, karena mereka sangat mengetahui segala hal hal yang ihkwal.

Oleh karena itu kadang-kadang ada kesukaran bagi slah seorang di antaran mereka mengenai arti ayat-ayat Al-Quran, dia cepat-cepat bertanya kepada rasul SAW. Atau kepada sesama sahabat yang lebih menguasai firmanya, apa lagi setelah rasulllullah wafat maka para sahabat mulai giat menjelaskan dan menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an dengan selalu dengan berpegang apa yang telah mereka terima dari rasul, di samping denagn hasil penalaran-penalaran mereka sendiri.

4. tafsiran dari tabi’in, nutaqodimin dan mutaakhirin
setelah masa sahabat berlaku, maka tugas penafsiran itu beralih kepada para tabi’in sebagai generasi penerusnya, terutama tokoh-tokoh tabi’in yang bayak berguru kepada para sahabat. Hal itu karena tafsiran dari rasulallah SAW dan para sahabat belum mencakup seluruh aat Al-Qur’an, sebab memang pada waktunya itu lafahd yang dirasa masih suker masih belum banyak, karena mereka terdiri dari orang-orang arab murni yang tidak mengalami kesulitan dalam memahami lafadh-lafadh ayat. Tetapi pada masa tabi’in setelah banyak orang asing yang masuk islam, maka lafadh-lafadh yang dirasa sukar semakin banyak, sehingga para tabi’in berusaha menjelaskan lafadh-lafad yang dirasa sukar pada waktu, dengan menafsirkan ayat-ayat yang belum ada tafsirnya .
yang perlu dicatat di sini iyalah bahwa tafsiran dari tabi’in sayid abu rabiyah di masukan pila kedalamnya tafsiran dari tabi’in-tabi’in dan para mupasir mutaqodimin dan mutaqokhirin sampai akhir abad XVIII M. Sehingga syiah, mu tazilah,khawariz dan lain-lain.

5. sampai awal abad XIXM. Dunia Islam masih mengalami kebekuan dan kemunduran, akibat di jajah oleh negara-negaralain, sampai bangkitnya gerakan pembaharuan Islam yang di pelopori oleh syekh jamaludin Al-Afghanniy’shyhekh muhamad abduh,sayid rasyidridladan lain-lain, dalam menggerakan kebangkitan dan modernisasi Islam dari ajaran-ajaran Al-Qur’an dengan berusaha menafsirkan ayat-ayuat Al-Qur’an yang relavan denagn keadaan jaman dan sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat Islam, terutama dalam menggugah semangan umat, dalam mengusir penjajah negara Islam dan membangun kembali masyarakat dan negara yang telah lama di hina dan di rusak oleh penjajah.
Maka pada abad ke XIX dan XX M itu timbulah kitab-kitab tafsir yang berorenntasi kepada masalah-masalah politik dan kemasarakatan, yang di kenal dengan tafsir Ijtima’iy, seperti:tafsir Al—maragghiy, tafsir fidzilalil-qur’an oleh sayyid qutb dan lain-lain. Ringkasan periodesasi perkembangan tafsir alqur’an menurut syaikh abdul khliq sayyid abu rabiyah ini adalah didasarkan atas tujuan dari segi mufassirny.
Dan syang sama sagi tujuannya seperti beliau adalah Dr. Ahmad asyiarabisy, orang berikut yang menjadi dosen tafsir di alzhar mesir, dalam bukunya qishatut-tafsir (1978) hal. 43-47

B. Menurut Dr. Sayyid Ahmad Khalil
Menurut Dr Sayyid ahmad Khalil, dosen tafsir dan ulumul qur’an di iskandria mesir, dalam bukunya ”dirosatun fil qur’an” hal. 111-147 dan dalam bukunya ” nasy-atut –tafsir ” (1954). Hal. 34-96.
Bahwa periodesasi perkembangan tafsir itu terdiri dari empat periode saja yaitu sebagai berikut:

1. tafsir at-syary / tafsir riwayah / tafsir naqly (abad 1-10 Hijriah)
yaitu satu periode yang dimana ayat-ayat al-qur’an ditafsirkan atas sumber atsar / riwayah / naqly, yang mencakup lima macam sumber penafsiran. Yaitu:
-sumber al-qur’an,al-hadits, riwayat sahabat,pendapat tabi’in / tabi-tabiin.dan cerita isra’iliat.
Menurut ahmad khalil, tafsir atsario inilahn yang merpakan tasiran-tafsiran pertama sebelum penafsiran yang lain, sehingga bisa dikatakan periodesasi tafsir yang pertama pula. Sedangkan masa dari periodesasi pertama memanjang sejak dari masa nabi muhammad SAW sampai pada masa jalaludin as-suyyuthi (1911 H) yakni selama masih adanya tafsir sumber atsar saja, walau dicelah-celah masa ini sudah ada tafsir ta’wali.
Adapaun kitab-kitab tafsir yang timbul pada periode ini ialah sejak tafsiran-tafsiran ibdu kodamah as syaqopi (w. 60 H) tafsir ibnu uyainah (192 H) tafsir abad rozak ash-shan’ani (211 H.), tafsir ibnu jarir Ath-Thbariy (310 H.), tafsir ibnu katsir (774 H), T Ad-durrul_mansur oleh as-suyuthiy (1911 H).

2. Ttap sir aqli/ra’yi/ta’wali.
yaitu suatu pri ode diman penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an didasarkan atas sumber akal dan pikiran/ra’yu/penta’wilian yang mencakup sumber-sumber ijtihad, Istimbath, aqidah bahasa arab, teory-teory berbagai ilmu pengetahuan dan pendafat-pendafat mufasirin yang terdahulu.
Menurut sayid ahmad khlil dengan mengutip pendapat dari ibnu rusyd munculnya tafsir I’/ta’wali ini dimulai dari usaha-usaha kaum khawarij di susul oleh orang-orang mu-tazilah, lalu orang-orang Asy’ariyah, terus kaum sufi dan akhirnya ahli-ahlifilsapat atau para pilasuf.
Maka corak tafsir ta’wali/aqali ini bermacam-macam sesuai dengan perbedaan paham dari para mupasirnya, sehingga ada tafsiir lughawi,tafsir khariji tafsir ij’tijali, tafsir syi’i, tafsir fiqhi dan sebagainya. Contoh seperti tafsir Al-ksysyaf oleh shek zanahyari (538 H.) rafsir Himyanuz-zad oleh ibnu yusuf daratul-anwar oleh Al-khozirani, tafsir akh kamul Qur’an oleh al-jashasah dan sbgnya.

3. tafsir ramzi/Isyari.
Yaitu suatu peri ode diman ayat-ayat Al-Qur’an di tafsir atas dasar ilmu ma’rifat yang berasal dari perasaan atau hati nurani. Tafsiran ini khusus dari ahli tasauf yang timbul sejak abad III H. Dan seterusnya dan sedangkan yang dimaksud ma’rifat menurut merekaialah pengetahuan mausia yang timbul dari dari dalam dirinya sendiri, yang berasal langsung dari isi allah SWT. Contoh seperti kitab tafsir haqiqut-tafsir oleh ibnu hasain As-sullamiy (412 H). tapi karena sumber penafsiran mereka iu makripat yang abtrak, sehingga sehingga sukar di per tanggungjawab kan secara kongrit, maka btafsir ini pada umunya kurang di senagi masyarakat, khususnya masyarakat awam.

4. tafsir ilmi/adabi/ijtima’i.
Yaitu priode penafsiiran di mana ayat-ayat Al-Qur’an di tafsirkan dengan dasar-dasar ilmu pengetahuan, peradaban dan ke masyrakatan. Tafsir ini timbul pada zaman moderen sekarang ini, yang banyak timbul gerak-gerak kan kemajuan dan pembaharuan. Contoh seperti tafsir Al-Jawawhir oleh thawi jauhari (194 H), dan tafsirul ayatil-kauniyah oleh dr. Abdulah syaha ta dan sebagainya .

C.menurut prof. Adz.dzahabiy dan prof. Manna’Al-qathan.
Menurut prof .Dr. mohanad husain adz-dzahabiy (1978) orang mesir dalam bukunya “ at-tafsir wal-mufasirun” (1961) juz 1 halaman 32-476, dan menurut prof, manna ‘al-qaththan orang syria yang menjadi guru besar di riyadh dalm bukunya “mabahit fi ulumil-Qur’an “halaman 333-342, bahwa priodesasi pertumbuhan tafsir Al-Qur’an. Itu ada tiga tahab sebagai berikut.

1. afsir Al-Qur’an dimasa nabi SAW dan sahabat.
Menurut kedua beliau di atas tafsir Al-Qur’an itu mula pertamanya timbul nya adlah pada masa nabi SAW, karena beliau adalah mufasir pertama terhadap kitab allah A-Qur’an. Sebab mememang allah SWT telah menjamin bahwa rasul pasi bisa hafal dan pandai menjelaskan isi, sesuai dengan keterangan ayat17-19surah75 Al-qiyamah.
Yang artiya:” sesungguhnya atas tanggungan kami mengumpulkan (di dalam ) dan( membuatkamu) pandai membacanya, maka apa bila kami telah usia membacakanya, ikutilah bacaanya itu, kemudian atas tanggung kami lah penjeasanya ”
Maka di antara tugas risalah nabi SAW ialah supaya menjelaskan tafsiiran ayat-ayat Al-Qur’an, seperti yang di perintahkan oleh ayat 44 dan 64 surah 16/an nahl yang telah di catat di uka. Oleh karena itu maka kalu parasahabat kesulitan memahami arti ayat-ayat cepat-cepatlah nereka menayakan hal itu kepada rasul dan beliau tentu akan menjelaskan dengan masukan.
Dn para sahabat sendiri umumnya sangat memahami semua isi ayat karena Al-Qur’an di turunkan dengan bahasa mereka, dan mereka sendiri sendiri selalu menyertai nabi, sehingga sangat menggetahui sebab turunyaa, arti dan maksud nya ayat dan sebagainya tafsiran nabi dan sahabat ini belum ini belum di bukakan, karena pembuku sayangya tafsiran nabi dan sahabat ini belum di bukukan, karena pembuku,.

2. tafsir Al-Qur’an pad a masa tabiin.
Setelah daerah Islam meluas, dan banyak di antara para sahabat yang pindah ke daerah-daereh baru, sedang masing-masing sahabatitu mempunyai kecakapan membacadan kepandayan menafsirkae yat-ayat Al-Qur’an maka para tabi’in banyak yang belajar dan menyerap ilmu pengetahuan mereka tentang tafsir Al-Qur’an itu. Oleh karena itu banyak pula diantara para tabi’in itu yang pandai tafsir Al-Qur’,
Maka irak kufah dan sebagainya
berdirilah madrasah-madrasah tafsir di daerah-daerah seperti di, mekah, irak kufah, dan sebagainya .

3. tafsir Al-Qur’an pada masa pembukaan .
di akhir daulah bani umayah dan awal daulah abasiah, mulailah penafsiran ayat-ayat Al-Quran itu di bukukan orang dengantahab-tahap sebagai berikut:

a. mula-mula tafsir Al-Qur’an itu di bukukan sebagai bagian –bagian dari pembukuan hadits nabi, atau merupakan salah satu babdari buku-buku hadits. Jadi belum di pisah-pisahkan tersendiri. Conntoh seperti tafsir sahabat yazid bin husain (117)tafsir saibah bin hajaj(160),tafsir waki’bin jarrah (197dan sbgnya.

b. Kemudian pada abad III H. Mulailah tafsir Al-Qur’an itu dibukukan tersendiri, terpisah dari kitab-kitab hadis . tetapi penulisan masih memakai sanad (jalanpara perowinya). Contoh tafsir ibnu majjah (273)tafsir ibnu jarir ath-tabahari (130),tafsiribnu mardawah(410).


c. Tetapi telah munculya beberapa partai politik islam, yang masing-masing ingin mempertahan kan paham partai dan ajaran-ajaran Al-Quran, maka mulailah mereka berusaha menafsirkan ayatt-ayat A-l-Qur’an untuk memperkuat patainya yang dalam mencatat tafsiran-tafsiran mereka itu dengan menyebutkan sanad –sanadnya dan riwayahnya.
Contoh nya seperty kitab-kitab golongan siah dan muta’zillah, khawarij dan sebagaianya yang di sebutkan dimuka.
Jalanya prof adz-dzahabiy dan Al-qathatahn menerangkna perkembangan sejarah per kembangan tafsir mula-mula tinjauawan mereka di dasarkan tujuan mereka di dasarkan atas masa pertumbuhan nya, yaitu pada priode pertama dan priode ke dua .

D. menurut depar teman aga repoblik indonesa .
depar temen agama Ri dalam ini yayasan penyelenggaraan penterjemaah/penafsioran Al-Qur’an dalam bukunya ”Al-Qur’an dan terjeaahanya 1975jilid 1 halaman 3542 menguraikan perkembagan tafsir Al-Qur’an.
1. priode sahabat tabi’in dan tabit-tabiit
menurut para ter jemaah Al-Qur’an dari departemen Ri tafsir Al-Qur’an itu berkembang mengikuti irama berkembang masa dan memenuhi kebutuhan manusia dalam dalam suatu genrasi , tiap-tiap generasi menghasilkan penafsiran-penafsiran Al-Qur’an yang sesuani dengan generasi seterusnya.
Dalam priode I yang dimulai abad isampai abad III H. Ini tafsiran ayat-ayat Al-Qur’an diberikan pada para sahabat, tabi’in –tabi’in (tidak di sebabkan tafsiran-tafsiran dari nabi muhamad SAW, sendiri)
Para sahabat adalah orany yang paling memahami ayat-ayat Al-Qur’an, sekalipun mempunyai tingkatan yang berbeda-beda dalam memahaminya itu

2. priode mutak hirin (abad IV.XII H.)
pada priode kedua atau mutakirin, sejak abad IV sampai abad XII H. ini para mufasir yang teklah banyak mempelajari bebagai ilmu pengetehuan, seperti filsafat,logika ekonom, kedokteran, dan sebagainya, mulai penafsiran ayat, Al-Qra’an denagn memakai sumber ilmu-ilmu pengetahuan tersebut yang di tandai denagn adanya pembahasan penafsiran-penafsiranmereka kedalam bidang ilmu-ilmu yang menjadi keahlian mereka masing-maasing.

3. tafsir pada priode baru
yang dimaksud dengan priode baru adalah sejak abad XIIH./akhir abadXIX M.hingga sekarang ini, pad masa ini setelah kaum muslimin sadar bah wa mereka tertindas, di hina dan di jajaholeh bangsa-bangsa barat,maka bangkitlah mereka dengan giat mengadakan gerakan kebangkitan dan modernisasi islam . di mesir di pelopori oleh shek jamal ludin Al-afhani dan dll.
Bentuk modernissasi pada masa itulah kembali lagi api islam dengan membela agama Islam dari serangan barat dalam hal ini kaum muslim memplajari ilmu pengetahuan kemajuan peradaban barat,yang menjadikan alat untuk penagkis. Gerakan perjuangan ini. Oleh karena itu kitab-kitab tafsir yang di karang pada masa kini pun mengikuti gerakan perjuangan ini gerakan arti penjajah sehingga munculnya yang mengharamkan pakai celana dasi hanya menyurupai kaum penjajah barat.

B. Metode –metode dan aliran–aliran tafsir.
1. pendahuluan
tafsir sebagai usaha memahami dan menerangkan maksud tujuan Al-Qur’an, telah memahami perkembangan yang cukup bervareasi. Sebagai hasil akraya manusia, terjadinya keaneka ragaman dlam metoda dan corak penaafsiran adalah hal yang tek terhindarkan. Berbagai faktor dapat menimbulkan keragaman itu : perbedaan, kecenderungan, interes, dan motivasi mufasir, perbedaan ke dalaman dan ragam ilmu yang dikuasai ’,perbedaan masa dan lingkungan yang mengitari, dan sebagainya. Semuianya itu menimbulkan berbagi metode dan corak tafsir yang ber macam-macam .
kesulitan yang di hadapi ketika membicarakan masalah metoda dan aliran tafsir adalah tidak adanya rujukan-rujukan setandar apa yang di maksud dengan metode tafsir apa yang di sebut aliran tafsir. Rujuka-rujukan yang ada dan di jumpai dalam kitab-kitab tafsir/ ulum al-Qur’an cenderung mencmpur –baurkan antara metode, aliran, jenis, corak dan prinsip-prinsipdalm penafsiran Al-Qur’an.
Oleh karena itu, di anggap perlu untuk membuat setandarnisasi mengenai pengertian metode dan aliran-tafsir serta pengelompokan dan pembagianya masing-masing.
II. metode-metode tafsir dan pengelompokanya.
Timperumus kesimpulan bahwa yang di maksud dengan metode tafsir adalah cara-cra yang di tempuh dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an yang membawa kepada kesimpulan tentang makna dan kandungan kitab suci tersebut .
Secara umum metode penafsiran Al-Qur’an dapat di bagi tas dua bagian yaitu metode klasik dan metode moderen






1. metode tafsir klasik
dilihat dari segi ini, terdapat tiga cara atau metode penafsiran Al-Qur’an :
1. metode tafsir bil ma’tsuratau Bi Al-riwayah yaitu tafsir yang menafsirkan ayat-ayatAl-Qur’an berdasarkan nas-nas, baik dengan ayat-ayat Al-Qur’an sendiri,dengan hadis nabi, dengan aqwal shabat, maupundengan para aqwal tabi’in.
2. metode tafsir Bi Al-ra’yi atau Al-dariyah, yaitu tafsir ayat-ayat Al-Qur’an yang di dasarkan pada ijtihad mufasir’nyadan menjadikan akal pikiran sebagai pendekatan umatnya.
3. metode tafsir Bi Al-Israh, yaitu tafsir sufi, yang didasarkan pada tasauf Amaliy (praktis) yaitu menakwilkanayat-ayat Al-Qur’an berdasarkan isyarat-isyarat tersirat (samar) yang tampak oleh sufi dalam seluknya. Tafsir ini pada umumnya dapat di pertemukan dengan lahir ayat dan tidak mennyalahi ketentuan bahasa .
2. metode tafsir moderen / tafsir konten porer
dari sudut , metode tafsir ini dafat di bagi menjadi lima macam.
1. metode tafsir tahly (analitas), yaitu tafsir yang berusaha untuk menerangkan arti ayat-ayat Al-Qur’an dri berbagai seginya, berdasarkan urutan ayat atau surat daeri mushaf, dengan mennonjolkan kandungan lafazh lafazh-nya, hubungan ayat-ayatnya hubungan surat-suratnya, sebab-sebab turunya, hadis-hadis yang berhubungan denganya. Pendapat pendapat para mufasir itu sendiri.
2. metode tafsir ijmli (global), yaitu tafsir yang penafsiranya terhadaf Al-Qura’an berdasarrkan urutan-urutan ayat secara ayat per ayat dengan suatu urayan yang ringkas tetapi jelas, dan dengan bahasa yang sederhana sehingga dapat di komunikasikan baik oleh masa rakat awam mapun intlektual.
3. metode tafsir muqarin (perbandingan), yaitu tafsir berupa penapsirann sekelompok ayat Al-Qur’an yang berbicara dalam suatu masalah, dengancara membanding-bandingkan antara ayat dengan ayat, atau antara ayat dengan hadis, baik dari segi isi maufun redaksi, atau antara pendapat-pendapat para ulama tafsir, dengan menonjolkan segi-segi perbedaan tertentu dari ofjek yang di bandingkan.
4. metode tafsir maudu’iy (tematik), yaitu tafsir yang berusaha mencari jawaban Al-Qur’an tetang suatu masalah dengan jalan menghimpun ayat-ayat yng berkaitan denganya, lalu menganalisisnya, lewat ilmu-ilmu bantu yang nrelavan dengan masalah yang di bahas, untuk kemudian melahirkan konsep yang utuh dari Al-Qur’an tentang masalah berikut.
5. metode tafsir kontektual, yaitu menafsirkan Al-Qur’an berdasarkan latar belakang sejarah, sosiologi, budaya, adat-istiadat, dan penata yang berlaku dan berkembang di masarakat arab sebelum dan turunya Al-Qur’an.


3. aliran-aliran atau corak-corak tafsir dan pengelompokanya.
Seperti halnya metode tafsir, maka aliran atau corak tafsir Al-Qur’an yang ber kembang selam ini dapat dibagi atas dua bagian, yaitu: aliran/corak atau corak yang bersifat klasik dan aliran / corak yang bers ifat moderen.
1. aliran/coraktafsir klasik..yang termasuk corak tafsir klasik iyalah:
i. aliran corak tafsir aqidah:
1. tafsir shalafi, yaitu tafsir yang berpedoman pada aliran dan dan pendapat-pendapat shalaf, yang konsisten dalam ber pegang teguh pada Al-Qur’an dan Al- sunah tanpa ada penambahan atau pengurangan.
2. Tafsir i’tizaliy, yaitu tafsir Bi’al-ra’yi yang hanya mengadakan akal dan kurang mengindahkaan naql, dan pada umumnya terarah pada usaha mendukung atau mengitimasi faham-faham golongan mu’tajilah.
3. Tafsir suny, yaitu tafsir yng secara konsisten berpegang teguh pada Al-Qur’an dan al-sunah, dan prinsip-prinsipatau orentasi paham Ahlisunnah.
2. aliran/corak tafsirsiyasah .
1. tafsir kharizy, yaitu tafsir Bi’ra’yi berdasarkan atas prinsip-prinsip faham golongan khawarijdalam rangka mendukung atau mengitimasi ajarandan faham-faham golongan tersebut.
2. Tafsir syi’iy yaitu tafsir Bi’a,yi bardasarkan atas prinsip-prinsipfaham golongan syi’ah, dalam rangka mendukung atau melegiti masi ajaran dan faham-fahamgolongan tersebut.
3. aliran,corak filsafat (tafsir falsafly).
Penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an berdasarkan pendekatan-pendekatan filosofis, baik yang berusaha mengadakan sintesis dan singkretisasi antara teory-teory filsafat dengan ayat-ayat AlQur’an, maupun yang berupa menolak teori-teori filsafat yang di aggap bertentangan denganayat-ayat Al-Qur’an.
4.. aliran/corak tasauf (tafsir sufiy :
Tafsir yang berusaha menjelaskan makna yat-ayat Al-Qur’an dari sudut esoterik atau berdasarkan sarat-sarat tersirat yang tampak seorang sufy dalam sulukya.
5. ra,/corak fiqh (tafsir fiqry):
Tafsir yang menitik beratkan bahasa-bahasa nya dan tinjauanya pada segi hukumyang terkandung dalam Al-Qur’an.
6.ran/corak ilmu pengetahuan (tafsir ilmiy)
tafsir yang berusaha menafsitkan ayat-ayat suci Al-Qur’an berdasarkan pendekatan alamiah, atau menggali kandungannya berdasarkan teory-teory ilmu pengetahuan yang ada.
2. aliran/ corak tafsir moderen/ kontenforer .
Yang termasuk di dalam ini
1. aliran/corak tafsir ilmu pengetahuan moderen, yaitu penafsiran
Al-Qur’an yang dikaikat atau didasarkan pada ilmu pengetahuan moderen dalam berbagai disiplinya
2. aliran/corak tafsir sastra –budaya dan kemasyarakatan(sosio-
kultural) atau adabi-ij’timaiy yaitu yang menitik beratkan penjelasan ayat-ayat Al-Qur’an pada segip-segi ketelitan pada redaksinya kemudian menyusun kandungan ayat-ayat tersebut dalm suatu redaksi yang indah dengan penonjolan tujuan utama dari tujuan-tujuan Al-Qur’an, yaitu membawa petujuk dalam kehidupan, kemudian menggandengkan pengertian-pengertian ayat tersebut dengan hukum alam yang berlaku dalam masyarakat dan pembangunan dinia
3. alran/corak tafsir bayaniy yaitu penafsiran yang berdasarkan analisis –analisis mup’radat dan uslub-uslub A-Qur’an .
4. aliran/corak tafsirlainya yang muncul dalam masarakat tetapi belum terbentuk menjadi suatu aliran tertentu yang mapan, yang oleh Al-dahabi dikata gorikan sebagai tafsir yang bercorak sektarian maupun ilhadiy.
























DAFTAR PUSTAKA


Nur Faizin Maswan, Tafsir Ibnu Katsir, Menara Kudus, Yogyakarta, tt, Hal. 46
2 Depag, Orientasi Pengembangan Ilmu Tafsir, Dirjen Bimbgais Diktis, Jakarta: 1980, hal. 15
Ishlah Gusman, Khazanah Tafsir Indonesia, Teraju, Bandung, 2003, Hal. 196