Kamis, 03 Maret 2011

Siluet



Emosi-emosi yang membuncah di jiwa
Seakan menggelitik diriku tuk melukiskannya
Membuatku menggoreskan sebatang pena
Pada selembar tipis kertas tanpa rasa


Biru bercampur hitam langit pagi itu
Dihiasi dengan putih halus sang kabut
Sang embun pun menetes dengan lembut
Dari dedaunan yang muncul dengan malu-malu

Ketenangan daun di pepohonan
Seakan terusik dengan hembusan perlahan sang angin
Beberapa butir air pun merintik perlahan
Menggenangi tanah tanpa terelakkan

Hijaunya dedaunan yang terhampar
Kau tampakkan perlahan dengan sinar
Sinar mentari yang berbinar

Putihnya salju kutub selatan dan utara
Terlihat kontras dengan langit hitam yang menyala
Menyala karena tersibaknya aurora
Yang memanjakan pandangan mata

Putihnya awan yang mengambang di angkasa
Terlihat jelas manakala mentari berkuasa
Biru dan tenangnya lautpun juga terlihat
Terlihat dengan jelas dan leluasa

Semburat oranye yang tersisa di langit
Menyimpan serpihan  pemandangan sesaat
Pemandangan manakala mentari pergi tuk beristirahat

Hitam gelap malam menyergap
Dihiasi dengan berjuta bintang berkelap-kelip
Sang bulan melangkah sigap
Memimpin dan menerangi malam yang gelap

Ya Allah Yang Maha Mencipta
Siluet ini Kau ciptakan dengan indahnya
Tak akan ada yang bisa menandinginya
Meski beribu-ribu kali mencoba

Ya Allah, kuyakin suatu saat
Siluet ini kan menghilang secepat kilat
Maka izinkanlah hamba tuk jernih dalam melihat
Melihat berbagai siluet yang tampil dengan anggunnya
****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar