Rabu, 02 Februari 2011

SESUNGGUHNYA PEMUDA ISLAM . . .

SESUNGGUHNYA PEMUDA ISLAM . . . 

bismillahirrahmanirrahim . . .
Ketika mengatakan pemuda maka akan banyak pandangan menafsirkan dengan berbagai kemungkinan dan pendapat terhadap sifat yang ditujukan, pemuda sebagai sosok yang enerjik, pemberani, penuh dengan rasa penasaran, bahkan seringkali disifati dengan jiwa yang penuh emosi dan labil. Hidup pemuda...!
Dalam panggung sejarah ke-Indonesiaan pemuda menjadi peran penting dan penegak supremasi dalam berbagai hal dan kebijakan, tak lepas dari peran serta pemuda diantaranya ialah kemerdekaan atas penjajah dan era reformasi yang tumbang karena kiprah para pemuda penentang status quo.
Adanya perasaan untuk saling berbagi pengalaman, motivasi, inspirasi, dan kontribusi lainnya demi mengharapkan tumbuhnya jiwa muda yang cerdas dan penuh semangat.
harapan agar wawasan ke-Islaman pemuda sebagai agama mayoritas yang dianut oleh rakyat Indonesia ini mengalami kemajuan dalam berbagai hal, tidak diam ditempat dan stagnan dengan cekokan ideologi dari berbagai kalangan yang tak jelas rimbanya. Sehingga kami memberikan sebuah inovasi baru dalam wawasan berfikir keIslaman pemuda di Indonesia, lebih dari sekedar paradigma yang melenakan mata tapi sebuah penanaman benih kebenaran yang terangkum dalam sebuah postulat bernama Al Qur’an dan As Sunnah dengan pemahaman para sahabat radhiyallohu anhum jami’an. Jika sekarang bangsa harus bangkit maka kebangkitan itu hendaknya dimulai oleh para pemuda Islam yang pantas memegang panji-panji kejayaan untuk negara yang tercinta ini. Bukan masalah apakah perseteruan tentang siapakah yang akan menjadi presiden dan wakil presiden, apakah yang muda harus memimpin bangsa, apakah pemuda harus menjadi garda terdepan dalam tonggak politik di Indonesia, dan sederet apakah lainnya. hidup pemuda .....!
Islam sebagai agama yang haq dalam sejarahnya pula pernah di ukir oleh para pemuda yang berani memperjuangkan kedaulatan dan kebenaran Islam. Tak kurang nama seperti Ibnu Abbas sebagai tintanya ummat ini, Ali bin Abi Thalib ketika di masa awal Islam, Hasan dan Husain cucu dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam sebagai para penghulu pemuda di surga, juga seorang dari daftar 10 sahabat yang masuk surga bernama Zubair bin Awwam yang dari lisan Rasulullah shalallahu ‘alayhi wa sallam “setiap Nabi memiliki pembela dan pembelaku adalah Zubair bin Awwam”. Juga ada sederetan nama lainnya yang akhirnya menjadi hebat karena memahami Islam dengan sebenar-benarnya.
Dari 'Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu bahwasanya beliau apabila melihat para pemuda giat mencari ilmu, beliau berkata: "Selamat datang wahai sumber-sumber hikmah dan para penerang kegelapan. Walaupun kalian telah usang pakaiannya akan tetapi hati-hati kalian tetap baru. Kalian tinggal di rumah-rumah (untuk mempelajari ilmu), kalian adalah kebanggaan setiap kabilah." (Jaami' Bayaanil 'Ilmi wa Fadhlih, karya Al-Imam Ibnu 'Abdil Barr, 1/52)
Perhatikan pula tentang para sahabat-sahabat muda yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim ketika datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alayhi wa sallam untuk hidup beberapa waktu dengan Rasulullah dan mempelajari sekaligus memahami syari’at yang mulia. Mereka-mereka adalah sahabat yang mulia yang memiliki semangat membara dalam memahami dan mempelajari Islam. Dari Malik bin Al Huwairits radhiyallohu anhu “Kami datang kepada Nabi shalallahu ‘alayhi wa sallam, dan kami masih muda dan sebaya. Kami tinggal di sisi beliau selama dua puluh hari dua puluh malam. Rasulullah shalallahu ‘alayhi wa sallam adalah seorang penyayang lagi lemah lembut. Tatkala beliau mengira kami mulai ingat kepada keluarga atau rindu, beliau bertanya kepada kami tentang orang-orang yang kami tinggalkan. Maka kami ceritakan kepada beliau keadaan mereka. Kemudia beliau shalallahu ‘alayhi wa sallam berkata.: ‘Pulanglah kalian ke tengah-tengah keluarga kalian. Tinggallah bersama mereka dan ajarilah mereka.’
Oleh karena itu sebuah kebaikan dan nilai yang sangat mulia jika setiap pemuda muslim senantiasa menyisihkan waktunya secara seimbang antara kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat sebagaimana yang Allah subhanahu wa ta’ala firmankan
“Dan carilah pada apa yang Telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al Qashshash : 77)
Terakhir maka simaklah apa yang ditegaskan oleh Abdullah bin Mas’ud (yang diriwayatkan oleh Al Imam Bukhari pula), salah seorang shahabat yang mulia, muara ilmu para tabi’in dan juga panutan bagi para sahabat yang lainnya ketika berpesan ia mengatakan: Wahai pemuda! Jika kalian sampai pada waktu ini mengikuti ‘al samt’ (generasi pertama yaitu Shahabah, Salafus Shalih dan kemudian mereka yang datang setelahnya). Ikuti dien ini sebelum dikembalikan, jalan ini telah dilaksanakan untuk mereka yang pergi dan mencari ilmu, kamu tidak pernah mengetahui pada saat kamu membutuhkannya, kamu akan bertemu dengan orang-orang yang mengklaim mengetahui tentang dien, mereka akan berkata tentang Al-Qur’an kepadamu dengan mengabaikannya di belakangmu. Carilah ilmu berhatilah-hatilah terhadap tabaddu’ (pada saat kamu melaksanakan bid’ah) berhati-hatilah terhadap at-tanattu (berlebih-lebihan dalam masalah masalah dien) dan berhati-hatilah terhadap at-ta’ammu (menggali ke dalam setiap sesuatu dengan tiap-tiap detailnya) dan ikutilah Al-Aatik (salaf).
Itulah pemuda, berjuanglah pemuda, semangatlah pemuda, dan hidup pemuda muslim.....!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar